Beranda
Budaya
Etnis Arab-Amerika: Citra Negatif dan Hubungannya dengan Konflik Israel-Palestina
Februari 09, 2024

Etnis Arab-Amerika: Citra Negatif dan Hubungannya dengan Konflik Israel-Palestina

 Etnis Arab-Amerika: Citra Negatif dan Hubungannya dengan Konflik Israel-Palestina


Arab-Amerika adalah kelompok etnis Arab yang tinggal di Amerika. Etnis ini biasanya berasal dari arus imigran  negara-negara Arab seperti Aljazair, Bahrain, Jibuti, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Mauritania, Maroko, Oman, Qatar, Palestina, Arab Saudi, Somalia, Sudan, Suriah, Tunisia, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Menurut Institut Arab Amerika atau Arab American Institute (AAI), terdapat sekitar 3,5 juta Arab-Amerika di Amerika Serikat. Mereka tinggal di 50 negara bagian Amerika dan 94% dari etnis ini bermukim di wilayah metropolitan. 

Banyak tokoh Arab-Amerika yang telah memiliki popularitas di Negeri Paman Sam ini. Dari jagat dunia hiburan, ada beberapa nama seperti Rima Fakih dari Lebanon yang merupakan pemenang gelar Miss USA 2010, DJ Khaleed dari Palestina, Kathy Najimy dari Lebanon, dan French Montana dari Maroko, serta masih banyak lagi. Pada kesempatan kali ini, kita akan mencoba untuk mengungkap seperti apa identitas kebangsaan dan citra stereotipe etnis Arab di Amerika.

Etnis Arab-Amerika

Awal Mula Munculnya Stereotipe Buruk Etnis Arab-Amerika

Bermula dari konflik Israel-Palestina yang dimuat di media Amerika Serikat –yang menguraikan sejarah dan identitas budaya pasca tragedi 9/11– membuat citra orang Arab di Amerika cenderung negatif. Stereotipe negatif negara Arab tersebut digunakan sebagai senjata di media massa Amerika yang mendukung Israel demi menjatuhkan Palestina. 

Hasil pengamatan antara tahun 1990-1993 yang dimuat di majalah Newsweek dan Time menunjukkan bahwa orang Arab di Amerika digambarkan kurang demokratis, tidak bersatu, serta fundamentalis akibat warisan kekalahan perang dari leluhur mereka. Selain itu, pengamatan lain yang dimuat di New York Times antara Juli 1991-Juni 1993 menunjukkan bahwa perempuan Arab di Amerika dianggap sangat pasif, jauh dari peradaban dan impersonal.

Orang Amerika pun merasa skeptis terhadap orang Arab akibat beberapa tragedi yang disinyalir pelakunya adalah orang Arab, di antaranya:

  1. Peristiwa pengeboman di Oklahoma tahun 1995;
  2. Jatuhnya pesawat Boieng 747 tahun 1996;
  3. Peristiwa pengeboman pada Olimpiade Atlanta tahun 1996; dan 
  4. Tragedi 9/11 yang merupakan serangan bunuh diri yang terjadi di menara kembar Washington D.C. pada 11 September 2001.

Diskriminasi terhadap Etnis Arab-Amerika

Konflik antara Israel dan Palestina juga membuat citra orang Arab semakin memburuk di media Amerika. Berita yang tersebar menyebutkan bahwa organisasi PLO (Palestinian Liberation Organization) yang merupakan organisasi pembebasan Palestina digambarkan seperti hewan-hewan menjijikkan seperti tikus, kecoak, dan lain-lain.

Selain itu, kartun Arab yang ditayangkan di Amerika menggambarkan rasisme dan penganiayaan orang Arab terhadap orang Afrika, Amerika, Yahudi dan Jepang. Film-film yang ditayangkan tahun 1879-1960 menggambarkan orang Arab sebagai kriminal, teroris, dan penari perut. Amerika juga menganggap bahwa terorisme pada dasarnya adalah masalah Timur Tengah, dan sebagian besar korban terorisme adalah orang Amerika. 

Penelitian ini juga menyinggung soal identitas budaya orang Arab di Amerika yang sering kali menerima perlakuan diskriminatif, terpinggirkan dan tidak mendapatkan fasilitas sosial.

Berdasarkan survei pasca tragedi 9/11, sebagian besar orang Amerika memiliki ketakutan terhadap orang Arab yang memicu islamofobia. Berbagai macam diskriminasi, penyerangan, kebencian, dan kejahatan yang dilakukan orang Amerika pasca 9/11 dan memaksa komunitas Arab Amerika, muslim, dan Asia Selatan untuk beradaptasi merangkul identitas Amerika mereka dengan menampilkan dirinya sebagai warga yang ‘americanis’.

Tulisan ini masih jauh dari kata sempurna karena minimnya sumber yang menjelaskan dengan detail terkait keadaan etnis Arab-Amerika saat ini. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terkait bagaimana kondisi Arab-Amerika di zaman sekarang dan apakah citra negatif dan stereotipe orang Amerika terhadap etnis Arab di negaranya masih sama dengan keadaan pasca tragedi 9/11, serta bagaimana proses identifikasi kewarganegaraan orang Arab di Amerika.


Referensi

Semaan, Gaby. “Arab Americans: Stereotypes, Conflict, History, Cultural Identity and Post 9/11.” Intercultural Communication Studies XXIII, no. 2 (2014)


Ditulis oleh: Ade Surya Prabandari Putri
Disunting oleh: Tafkur Bahril Wahid

Tidak ada komentar